Minggu, 23 Desember 2012

Menurut Fakta, Manusia Makin Tak Bisa Lepas dari Ponsel

Jakarta - Dalam satu dekade terakhir, peranan ponsel bisa dibilang kian masuk terlalu dalam di setiap relung kehidupan manusia. Ponsel kini menjadi satu-satunya perangkat yang tak bisa lepas selama 24 jam penuh.

Dalam survei Time Mobility yang digelar Qualcomm bersama majalah Time, banyak ditemukan keunikan menarik yang memang tak bisa kita pungkiri faktanya. Hasil dari survei ini juga mengungkapkan bagaimana perangkat mobile telah mengubah dunia.

Dari aspek kehidupan, setiap orang di dunia selalu mengecek ponselnya minimal setiap 30 menit sekali. Tercatat juga bahwa 4 dari 5 orang di dunia selalu menggunakan ponselnya untuk texting. Baik itu untuk SMS, chatting, mengirimkan email, dan lainnya.

Kemudian, 44% responden lebih memilih untuk mendahulukan ponselnya ketimbang mengambil dompet dari sakunya. Lainnya, 7 dari 10 orang di dunia mengaku tetap membawa ponselnya dalam keadaan aktif ke ranjang saat hendak tidur.

Dari aspek bisnis, 9 dari 10 orang mengakui sangat terbantu dengan adanya ponsel. Indonesia bahkan menjadi negara yang paling tinggi ketergantungannya pada ponsel untuk urusan bisnis (74%). Sedangkan urutan keduanya adalah China (68%), Korsel (51%), Brasil (40%), dan AS (28%).

Nah, jika dilihat dari aspek keluarga, kehadiran ponsel justru diakui 2 dari 3 orang membuat mereka merasa jadi orangtua yang lebih baik. Sebab, 50% mengakui mereka bisa terhubung dengan keluarganya kapan pun dan di mana pun tanpa terhalang ruang dan waktu.

Ponsel di sejumlah negara juga telah dimanfaatkan untuk alat politik dan informasi tentang kepemerintahan. Tercatat, negara yang paling sering memanfaatkan ponsel sebagai medium komunikasi dengan warganya adalah China (62%), India (53%), AS (6%), dan Inggris (6%).

Survei ini mengambil sampel 5.000 responden dari berbagai usia dan tingkatan pendapatan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, China, Korea Selatan, India, Amerika Serikat, Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan. Dari Indonesia sendiri respondennya 600 orang.

Bagaimana dengan Indonesia?

Dalam survei global Time Mobility ini, Indonesia juga menjadi negara yang mendapatkan perhatian khusus. Ponsel kini telah menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang.

Menurut Ben Siagian, Country Manager Qualcomm Indonesia, ponsel bukan lagi barang mewah. Mulai dari smartphone termahal puluhan juta rupiah hingga ponsel feature phone kelas bawah hingga Rp 100 ribu laku di pasaran.

"Bukan cuma orang kaya, tukang ojek dan tukang sayur di Indonesia juga sudah punya ponsel. Bahkan ada yang punya dua sekaligus. Ponsel telah banyak membantu bisnis mereka," ujarnya dalam diskusi santai dengan media di LeSeminyak, Pacific Place, Jakarta, Kamis (20/12/2012).

Dalam temuan Qualcomm, ponsel telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Disebutkan, 63% orang Indonesia percaya bahwa teknologi nirkabel mobile telah meningkatkan taraf hidup manusia.

93% masyarakat juga mengakui bahwa teknologi mobile wireless telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang efisien dalam menjalani bisnis. 91% masyarakat juga percaya, ponsel dengan koneksi nirkabel ini telah membantu mereka memperluas kesempatan kerja.

Kemudian, 9 dari 10 responden Indonesia juga mengatakan, ponsel seluler telah memainkan peranan penting dalam sektor pendidikan dan kesehatan di negeri ini. Dan uniknya, 62% anak-anak di Indonesia telah memiliki ponselnya sendiri.

"Saya tidak melihat ini ke arah negatif, kecuali anak-anak ini tidak terkontrol. Itu sebabnya butuh bimbingan dan pengawasan orang tua. Anak-anak memang cepat beradaptasi dengan ponsel, ini positif asalkan ada edukasi dan kedisiplinan," pungkasnya. 
sumber : http://forum.detik.com/menurut-fakta-manusia-makin-tak-bisa-lepas-dari-ponsel-t591568.html

0 comments:

Posting Komentar